PAS: Contoh Kasus 1

Dilema seorang Dokter ( dikutip dari mailing list IDI -- dr Abdurachman, staf pengajar FK Unair, sedang mengikuti Program Doktor di Pascasarjana Unair )

…. …. Mahalnya harga obat dan biaya pelayanan kesehatan merupakan masalah yang juga sudah sering dikeluhkan banyak pasien atau keluarganya. Rumitnya proses birokrasi dan beberapa masalah administrasi lain merupakan sebagian faktor penyebab saja. Yang berhubungan langsung dengan tenaga medis adalah biaya yang harus dikeluarkan pihak produsen obat untuk dana taktis operasional profesional medis. Bentuknya bisa berupa barang, bantuan kredit mobil, televisi, komputer, atau peralatan elektronik lain.
Bisa juga berupa transfer uang melalui rekening bank, fasilitas biaya transportasi dan akomodasi -baik di dalam maupun ke luar negeri-, ulang tahun, model perayaan lain, atau biaya penyelenggaraan acara seremonial yang memerlukan banyak dana.
Pihak apotek tidak ketinggalan. Mereka menyediakan bonus yang menarik untuk menjaring para dokter agar memakai persediaan obatnya. Semua biaya yang mestinya tidak berguna tersebut, setidaknya bagi pengguna jasa pelayanan medis, dibebankan kepada masyarakat dalam bentuk kenaikan harga obat.
Tapi, hal tersebut pasti tidak dilakukan semua profesional medis. Dan, hal itu perlu digarisbawahi. Tapi, setidaknya, bila malpraktek seperti tersebut bisa dihentikan, kita akan mendapatkan harga obat di pasar yang lebih rasional.
Untuk pemeriksaan laboratorium, para profesional medis biasanya mendapatkan sejumlah persentase dana dari pihak laboratorium karena sejumlah penderita yang mereka kirimkan. Akibatnya, sering suatu item yang tidak membutuhkan pemeriksaan malah diperiksa.
Efek domino tersebut bisa kita dapatkan ketika penderita menggunakan fasilitas perusahaan atau fasilitas negara untuk melakukan general check up maupun pemeriksaan yang lain. Sekali lagi, hal itu akan menambah beban biaya di samping pemborosan waktu karena harus antre.

at 2:31 PM  

0 comments:

Post a Comment